Jumat, 09 Maret 2012

Siapa yang paling sering didoakan dalam shalat?

By Unknown | At 20.48 | Label : | 0 Comments
Dalam shalat, ternyata ada orang yang senantiasa didoakan, selain tentu saja nabi besar Muhammad SAW.
Siapa itu? siapa orang yang ternyata senantiasa didoakan oleh mereka yang melakukan shalat? ternyata adalah “orang yang shaleh”
Ya, ketika kita melakukan tahiyat, maka kitapun membaca “Assalaamu alaina wa alaa ibaadikas shaalihiin” (salam juga bagi kami dan bagi hamba-hamba yang sahaleh).
Jadi, setiap orang yang shaleh akan selalu terdoakan oleh muslim yang sedang shalat. Paling tidak, 11 kali sehari untuk seorang muslim yang shalat fardhu 5 kali sehari mengucap doa itu ketika tahiyat. Tinggal dikalikan berapa banyak muslim yang shalat dalam satu hari itu (misalnya 100 juta orang) dan jangan lupa tambahkan persentase mereka yang shalat sunnah (misalnya 1 juta orang). Lalu kalikan juga jumlah hari dalam setahun (365 hari).
Maka, orang yang shaleh akan menerima begitu banyak doa. Masalahnya adalah, adakah kita telah lama mengetahui ini atau baru saja tahu? Lalu kemudian, apa itu orang shaleh? apa saja kriterianya?
Tapi sebaiknya tidak melangkah jauh dulu. Menyadari keuntungan menjadi orang shaleh, cukup dulu. Setidaknya kita sadar saja dulu betapa kita selama ini shalat barulah sebatas tahu, dan kini mari kita mulai ke tahap faham.
Faham bahwa shalat bukan sekedar rantaian ucap dan gerak. Faham bahwa begitu banyak makna terkandung di dalamnya. Faham setiap inti shalat. faham dan faham…
Tahu lalu faham. Bukankah itu hal yang sungguh berbeda? Dan tentu saja masih ada hal lain setelahnya
Semoga kita dimudahkan dalam pemahaman kita tentang shalat dan tentang islam dan tergolong sebagai hamba-Nya yang shaleh. Amin

SYUKUR TERBESAR

By Unknown | At 20.42 | Label : | 2 Comments
“Kami jadikan pendengaran, penglihatan dan hati. Namun sedikit sekali kamu bersyukur”
Sam’i, abshoro wal af iddah, qoliilam maa tasykuruun. Begitulah firman Allah SWT dalam Al Quran sering kita dengar namun lepas dari perhatian.
Dengan sederhana para khotib dan da’i menjelaskan agar kita bersyukur atas semua benda fisik yang kita miliki. Misalnya saja telinga, hidung, mata, tangan, kaki lalu sedikit meningkat kepada harta benda, anak, istri, posisi/jabatan, dan seterusnya. Kita diminta mensyukurinya dengan menjaga agar semua itu tidak digunakan sebagai sarana dan wahana untuk hal-hal mudharat. Kita mesti memanfaatkannya dalam hal yang manfaat.
Tentu saja itu betul. Namun masalahnya, ketika begitu banyak pemberian Allah SWT kepadaku, ketika taffakkur-ku membawaku pada pencerahan bahwa Allah SWT seringkali justru memberikan bahkan sebelum aku meminta, dititik ini maka penyadaranku tentang syukur adalah bagaikan menemukan titik inti hakikat syukur itu sendiri. Maka syukur-ku yang tertinggi adalah : Bahwa Allah SWT adalah tuhanku. DIA lah yang dengan segala rahmat karunia-Nya telah membuatku terhenyak bahwa ternyata aku memiliki Tuhan yang begitu Maha Luar Biasa…
Sebelum masuk lebih jauh, aku perlu jelaskan bahwa diri ini pernah bertanya, mengapa Allah SWT menyindir/mengkritik dengan kalimat seperti diatas tadi. Mengapa Allah SWT tidak mengkritik dengan –misalnya– jabatan, kekayaan atau yang lain tapi dengan ‘sam’I dan abshoro dan af iddah’ ?
Lalu kuingat sedikit bahwa mata itu dalam bahasa arab adalah ainun, dan hati itu qolb (lalu menjadi kalbu dalam bahasa Indonesia). Aku tentu tidak ahli bahasa. Namun itu tadi sudah cukup bagiku untuk menyadari bahwa yang dimaksu Allah SWT bukan semata fisik telinga atau mata.
Lalu akupun terpana…
Allah SWT nan Maha Baik. IA menciptakanku menjadi seorang manusia ketika ada begitu banyak pilihan. Mengapa aku tidak menjadi keong, atau bintang atau semut atau malaikat??
Dan ketika aku “terpilih” menjadi manusia, IA memberiku orangtua yang baik. Lalu lingkungan yang baik, pendidikan yang baik, keluarga yang baik, tempat tinggal yang baik.
Andai Tuhan mau, maka aku menjadi manusia yang terlahir kafir. Atau mungkin tidak kafir pada awalnya namun tidak diberi cahaya sehingga lalu menjadi kafir. Namun Tuhan begitu baik. Kuyakini bahwa Allah SWT sungguh baik kepada semua manusia.
Lalu aku coba simak kisah Firaun sebagai contoh manusia kufur (kafir). Sampai sekarang aku masih bertanya, mengapa kisah Firaun begitu banyak disebut dalam Al-Quran?
Firaun merajalela. Menganggap dirinya sebagai Tuhan yang tertinggi. Minta disembah padahal ia tidak punya saham apapun dalam penciptaan langit dan bumi. Lalu iapun mulai membunuhi bayi-bayi kecil yang begitu lucu. Coba bayangkan, andai Firaun jadi raja Indonesia lalu dia suruh bunuh semua bayi yang baru lair di semua rumah sakit. Sungguh luar biadab..
Namun ternyata Allah SWT nan Maha Baik masih menanamkan pengharapan. Lalu IA mengutus Musa a.s. simaklah QS.Thaahaa dari ayat yang pertama hingga nanti di ayat 43-44. Disana Allah SWT mengabadikan pembicaraan-Nya dengan Musa. Yang menarik adalah bahwa Allah SWT meminta nabi Musa agar tetap berkata dengan lemah lembut meski jelas-jelas Firaun itu telah melampaui batas.
maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS.At-Thaahaa : 44).
Aku bertanya sendiri apakah jika Firaun lalu bertaubat maka Allah akan mengampuni? Meski telah begitu banyak nyawa bayi yang hilang? Lalu menjadi jelas bahwa Allah Maha Baik,Maha Kuasa, Maha Luar Biasa.
Maka syukur tertinggi bukan lagi karena mendapatkan rezeki yang banyak. Syukur tertinggi adalah penyadaran dan manifestasi sekaligus. Menyadari sepenuhnya kebaikan yang didapat, apapun itu. Dan menerapkan rasa syukur itu, rasa terima kasih itu dalam tindakan nyata. Kutulis lagi untuk diriku dan dirimu : Syukur tertinggi adalah penyadaran sedalam-dalamnya atas kebaikan dan manfestasinya sekaligus. Tidak terpisahkan. Artinya jangan berhenti di sekedar syukur tapi terapkanlah itu. Mata, telinga, hidung, tenggorokan, nafas, tangan, kaki, hati, kendaraan, pasangan, anak, rumah, sifat lembut, sifat sayang, sifat, apapun itu maka masing-masingnya mesti di-implementasi sebagai wujud nyata dari syukur itu sendiri.
Bersyukur bahwa diriku muslim artinya penuhi kewajiban dan tinggalkan larangan. Shalat wajib, shalat tepat waktu, shalat berjamaah, lakukan semua, kontinyu. Mudah? Mengatakan..menuliskan..begitu mudahnya. Menjalankan dengan sepenuhnya (kaffah) itu yang sama sekali tidak mudah. Maka jelas bahwa surga itu mahal dan hanya diberikan pada mereka yang mampu menapaki-nya. Dan apakah ada pilihan selain itu? Kurasa tidak. Hidup ini bukan pilihan. Surga dan neraka bukanlah pilihan. Adakah yang memilih neraka bagi kebaikan dirinya? Sungguh benar firman-Nya : Allah mengilhami sukma. Beruntung bagi yang mensucikannya..merugi bagi yang mengotorinya..(QS. Asy-Syamsi)

Yuk, Mengakrabi Kamus Bahasa Indonesia …

By Unknown | At 19.59 | Label : | 0 Comments
Anda orang Indonesia? Sudah berapa lama Anda mengenal bahasa Indonesia? Sudah berapa tahun Anda belajar bahasa Indonesia? Apakah Anda masih bingung dan ragu-ragu untuk memilih bentuk kata yang baku ketika dihadapkan dengan kata-kata berikut?
besok – besuk;        paham – faham;      pikir – fikir;       salat – shalat – sholat;
menyontek – mencontek;        memesona – mempesona;      mengubah – merubah
olahraga – olah raga;       saputangan – sapu tangan;      narasumber – nara sumber
kamus-besar-bahasa-indonesiaYa, barangkali banyak orang Indonesia, yang merupakan penutur bahasa Indonesia, masih bingung untuk memilih bentuk baku dari kata-kata tersebut. Memang, bukan hal baru bila masyarakat Indonesia kurang memahami bentuk-bentuk baku bahasa Indonesia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu bukan rahasia lagi bila masih banyak orang Indonesia yang kurang peduli, masih menganggap remeh, dan merasa tidak perlu serius mempelajari bahasa Indonesia. Menurut mereka, yang penting bisa saling mengerti dan memahami ketika berkomunikasi. Anggapan semacam ini tentu tidak terlalu menjadi masalah dalam bahasa lisan. Namun, akan menjadi masalah besar bila digunakan dalam bahasa tulis.
Sikap kurang peduli terhadap bahasa Indonesia ini akhirnya juga mengakibatkan  banyak orang Indonesia yang kehilangan keakrabannya dengan perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Sehingga mereka sering bingung dan keliru ketika dihadapkan pada kata-kata sebagaimana contoh di atas. Banyak orang Indonesia yang tidak mau mengakrabi kamus bahasa Indonesia yang menjadi acuan utama untuk mengetahui dan memahami kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangankan mengakrabi, menyentuh saja barangkali tidak pernah. Bahkan, banyak orang Indonesia yang mempunyai bermacam-macam kamus bahasa asing, tetapi TIDAK MEMILIKI satu pun kamus bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosa kata bahasa Indonesia telah dikuasainya dengan baik. (Coba Anda cek di rumah Anda, adakah kamus bahasa Indonesia di sana?).
Kebingungan di atas mungkin masih akan berlanjut ketika harus memilih kata-kata yang serupa tapi tak sama untuk digunakan dalam kalimat. Misalnya kata pemenang – juara; pertandingan – perlombaan; petinju – peninju; petambak – penambak; dan sebagainya. Juga kata-kata serapan seperti: zaman – jaman; standardisasi – standarisasi; aktivitas – aktifitas; dan sebagainya.
Atau juga kata-kata yang sering terbolak-balik maknanya. Seperti kata “bergeming” yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna ”tidak bergerak sedikit pun, diam saja”, tetapi sering diartikan ”bergerak”. Sebagaimana terlihat dalam kalimat berikut.
Para demonstran tidak bergeming meski terik matahari membakar kepala. (salah)
Bila dicermati, “tidak bergeming” dalam kalimat tersebut menjadi bermakna “tidak diam saja” atau “bergerak”. Kalimat yang benar seharusnya berbunyi:
Para demonstran bergeming meski terik matahari membakar kepala. (benar)
Demikian juga kata acuh yang dalam KBBI bermakna ”peduli”, tetapi dalam pemakaiannya sering diartikan ”tidak peduli”. Masih ingatkah Anda dengan lirik lagu populer dari grup band d’Masiv Cinta Ini Membunuhku yang berbunyi sebagai berikut.
Kau membuat ku berantakan
Kau membuat ku tak karuan
Kau membuat ku tak berdaya
Kau menolakku acuhkan diriku
Dalam lirik lagu tersebut terlihat bahwa kata ”acuh” dimaknai sebagai ”tidak peduli”. Sebab tentu tak mungkin terjadi menolak, tapi mengacuhkan.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar

By Unknown | At 19.41 | Label : | 0 Comments
Meskipun sudah sering didengar, ternyata belum semua orang memahami makna istilah “baik dan benar” dalam berbahasa. Tidak semua bahasa yang baik itu benar dan sebaliknya, tidak semua bahasa yang benar itu baik. Tentunya yang terbaik adalah bisa berbahasa dengan baik dan benar. Untuk dapat melakukannya, perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan baik dan benar tersebut.

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
  1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
  2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
  3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
  4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
  5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
  1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
  2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
  3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
  4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
  5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Dari semua ciri bahasa baku tersebut, sebenarnya hanya nomor 2 (kata baku) dan nomor 4 (lafal baku) yang paling sulit dilakukan pada semua ragam. Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan penyesuaian) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab malah akan menyebabkan bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.
Jika saya perhatikan, semakin tidak benar bahasa saya sewaktu menulis atau berbicara, berarti semakin akrab hubungan saya dengan lawan bicara saya. Maaf, saya belum bisa memenuhi imbauan untuk menggunakan bahasa yang benar di seluruh kicauan saya. Tapi saya usahakan untuk menggunakan bahasa yang baik.

Perangkat Keras Komputer (Hardware, Fungsi dan Pengertianya)

By Unknown | At 19.26 | Label : | 0 Comments
1. Processor
Processor disebut juga otak dari komputer semakin bagus tipe processor maka semakin mahal pula komputer, maka processor disebut sebagai inti dari komputer. Fungsi processor adalah untuk memproses semua kegiatan yang dilakukan komputer, yang direquest pengguna.
http://buatberbagisaja.files.wordpress.com/2011/07/processor.jpg?w=300
2. Papan induk (motherboard)
adalah papan sirkuit tempat berbagai komponen elektronik saling terhubung seperti pada PC atau Macintosh dan biasa disingkat dengan kata mobo.Motherboard yang banyak ditemui dipasaran saat ini adalah motherboard milik PC yang pertama kali dibuat dengan dasar agar dapat sesuai dengan spesifikasi PC IBM.
http://buatberbagisaja.files.wordpress.com/2011/07/motherboard.jpg?w=300
3. Chipset
Komponen pada motherboard yang yang satu ini kebanyakan terdiri atas dua buah chip, north bridge dan south bridge.
Fungsi utama chipset adalah mengatur aliran data antarkomponen yang terpasang pada motherboard. Dua buah chipset yang biasanya ada pada motherboard sendiri punya tugas yang berbeda satu dengan yang lain.
Chip pada north bridge berfungsi untuk mengatur aliran data dari dan ke prosesor, bus AGP, dan memori utama sistem. Sementara, chip yang south bridge mengatur aliran data dari peranti input output, bus PCI, interface harddisk, dan floppy, serta peranti eksternal lainnya. Berhubung chip north bridge lebih vital kerjanya dibanding south bridge, tak heran jika chip inilah yang dipasangi heatsink, fan, ataupun kombinasi heatsink dan fan oleh pabrik pembuatnya.
4. AGP
Singkatan dari Accelerated Graphics Port. Fungsinya adalah menyalurkan data dari kartu grafis ke CPU tanpa harus melalui memori utama, dengan demikian proses pengolahan data grafis dapat dipercepat. Kelebihan lain AGP ini adalah kemampuannya untuk mengeksekusi texture maps secara langsung dari memori utama. Datang dengan berbagai cita rasa, saat ini kebanyakan motherboard menyertakan bus AGP 4X yang bekerja pada frekuensi 266MHz. Untuk sekarang ini, port AGP ini baru digunakan buat memasang kartu grafis yang notabene lebih cepat ketimbang memakai bus PCI. Akan tetapi, beberapa motherboard terbaru sudah menyertakan port AGP Pro yang bisa dipasangi baik kartu grafis berbasis AGP 4X maupun yang berbasis AGP Pro sendiri
http://buatberbagisaja.files.wordpress.com/2011/07/agp.jpg?w=300
5. Soket Memori
Soket ini merupakan tempat untuk menempatkan memori pada motherboard. Soket memori memiliki bentuk yang berbeda untuk jenis memori yang berbeda pula. Kebanyakan motherboard memiliki slot sebanyak 3 atau 4 buah, tergantung dari chipset yang digunakan. Untuk memori SDRAM, soket DIMM yang harus dimiliki adalah soket 168 pin, sementara untuk memori jenis DDR, soket yang dipasang adalah soket 184 pin.
http://buatberbagisaja.files.wordpress.com/2011/07/memory.jpg?w=300
6. Soket Prosesor
Merupakan tempat untuk menaruh prosesor. Kalau jaman dahulu, masih ada pilihan lain selain sistem soket yaitu sistem slot. Namun, setelah era PentiumIII generasi kedua, tipe slot ini kemudian ditinggalkan lantaran ongkos produksinya yang lebih mahal ketimbang memakai soket. Untuk urusan soket prosesor ini, pilihlah motherboard dengan soket prosesor yang tepat. Soket 370 untuk prosesor Intel PentiumIII dan Celeron, soket A untuk prosesor AMD Athlon dan Duron, serta soket 423/478 untuk prosesor Pentium4.

7. CMOS
Singkatan dari Complementary Metal Oxide Semiconductor. Dari bentuknya sudah kelihatan, ia merupakan komponen berbentuk IC (integrated circuit) Yang fungsinya menampung setting BIOS dan dapat tetap menyimpan setting-annya selama baterai yang mendayainya masih bagus.

8. Soket Catu Daya (power supply, fan)
Fungsinya untuk menyuplai tenaga kepada semua komponen yang tersambung pada motherboard. 
9. Konektor Casing
Berfungsi untuk menyambungkan tombol/ saklar dan indicator pada casing ke motherboard. Pada motherboard yang berbasis Pentium 4, disertakan pula sebuah port konektor tambahan sebesar 12 volt agar prosesor bisa bekerja.

10. Paralel Port
Untuk Menghubungkan Printer

11. USB Port
Untuk menghubungkan device yang mensupport Usb,
seperti: Flashdisk, mouse&keyboard USB, harddisk External, Kabel data, Dan perangkat lainnya

Semoga pemahaman diatas bermanfaat dan sobat juga bisa memperkasa wawasan mengenai komputer dengan membaca artikel yang lainya mengenai Sejarah Komputer.
◄ Posting Baru
 

Berita Luar Negeri

Comment

Copyright © 2012. smpn 2 warungkiara - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Bamz